DONGENG KE-10 : KEBAIKAN SI BURUK RUPA
KEBAIKAN SI BURUK RUPA
Gb. dari PNG Download
Pagi yang cerah Wortel berjalan-jalan menikmati udara
segar sambil bersenandung, dan tak lama dia terlena dalam lamunannya.
“ Betapa cantiknya warna oranyeku, hehehe....aku juga
penuh manfaat bagi kesehataan mata, tubuh dan jantung. Pastinya tidak ada
sayuran yang secantik dan banyak manfaatnya seperti aku ...”, gumam Wortel
sambil melamun mengagumi dirinya sendiri.
Wortel terus berjalan sambil tersenyum sendiri, dia
sangat bahagia membayangkan akan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya yang
merupakan karunia Tuhan Yang Maha Kuasa. Namun dipersimpangan jalan tanpa sadar
ada bawang merah yang tengah berdiri di depan rumahnya. Dan terjadilah tabrakan
itu.
“Brakkk .....”,
terdengarlah suara tabrakan tubuh antara Wortel dan Bawang Merah
“ Aduuuh...Wortel kau menabrakku”, kata Bawang Merah
berteriak kaget
“ Apaa... kaulah yang tidak hati-hati dan kau meyalahkanku,
tahukah kalau kau telah merusak semua lamunanku”, teriak Wortel tak mau kalah,
dia kelihatan sangaat marah.
“ Tapi .... bukankah... ?”, jawab Bawang Merah belum
selesai, namun terputus oleh teriakan marah Wortel.
“ Aaaah ... sudahlah, kau salah tapi tidak mau minta maaf
Bawang Merah bau”, teriak Wortel sambil pergi begitu saja dari hadapan Bawang
Merah.
Sejak kejadian itu, Wortel tidak mau bertegur sapa dengan
Bawang Merah. Dia sangat marah dengan kejadian tabrakan itu. Tomat yang
mengetahui hal itu bermaksud untuk merukunkan mereka berdua dan ditemuilah
Wortel.
“ Ada apa Wortel kenapa kau kelihatan marah sekali pada
Bawang Merah ?”, tanya Tomat
“ Aaah... jangan sebut nama itu, aku tidak suka padanya.
Aku tidak mau memaafkannya dan aku tidak akan mau berteman dengan si bau Bawang
Merah”, jawab Wortel ketus.
“ Jangan begitu Wortel ... suatu saat pasti kau akan
membutuhkannya. Aku dengar kemarin kakimu kena duri, Bawang Merah bisa
menyembuhkanmu “, kata Tomat menasehati.
“ Aku tidak membutuhkannya, kulitku yang indah ini takkan
kuobati dengan kulitnya yang bau dan pedas dimata”, jawab Wortel dengan nada
menghina.
Keesokan harinya Tomat menemui Bawang Merah karena dia
dengar Wortel keadaannya semakin parah akibat kakinya terkena duri. Dari
kejauhan dilihatnya Bawang Merah tengah duduk sendiri dengan wajah sedih.
“ Bawang Merah kenapa kau bersedih ?”, tanya Tomat
“ Sudah satu minggu ini Wortel tidak mau menyapaku,
hiks...”, jawab Bawang Merah pelan.
“ Sudahlah jangan bersedih, oya... apa kamu tidak tahu
kalau saat ini Wortel sedang sakit, apa kau tidak ingin menjenguknya ?”, kata
Tomat.
“ Sakit apa dia...?’, tanya Bawang Merah.
“ Kakinya sakit terkena duri bahkan badannya saat ini
demam, apa kau mau mengobatinya dengan kulit tubuhnya yang berkhasiat itu
Bawang Merah ?”, tanya Tomat
“ Oh baiklah dengan senang hati”, jawab Bawang Merah
segera mengelupas tubuhnya hingga berdarah, namun dia tidak peduli dengan rasa
sakit yang dirasakannya. Segera dia lari menuju rumah Wortel.
Dari jauh dilihatnya Wortel sedang terduduk lesu di
rumahnya, dia kelihatan sedih dan sangat kesakitan. Bawang Merah menjadi sangat
kasihan. Wortel tidah tahu kalau di belakangnya ada Bawang Merah yang sedang
memperhatikannya dengan sedih.
“ Aduuuh.... sakitnya kakiku, badanku juga demam.
Aduuuuh....sakit sekali”, keluh Wortel pelan.
Bawang Merah yang mendengar keluhan Wortel segera
mendekatinya.
“ Selamat siang Wortel,...apa aku boleh membantu
mengobaatimu ?”, kata Bawang Merah dengan suara pelan
“ Apa kau bisa Bawang Merah ?”, jawab Wortel dengan ketus
“ Cobalah kau obati kakimu dan baluri seluruh badanmu
dengan kulitku yang telah kutumbuk ini dan lihatlah hasilnya”, jawab Bawang
Merah mencoba meyakinkan Wortel, dia tidak peduli dengan sikap Wortel
“ Baiklah ... akan kucoba”, jawab Wortel, sekilas dia
melihat kulit Bawang Merah yang terkelupas dan mengeluarkan darah, tiba-tiba
dia sadar akan kebaikan Bawang Merah yang sering dihinanya. Dia merasa sangat
malu dan terharu.
Tak berapa lama hilanglah rasa nyeri dikaki Wortel dan
demamnyapun berangsur-angsur turun.
“ Bawang Merah temanku ... aku malu dengan sikapku selama
ini, tapi kau rela berkorban dan sakit karenaku “, kata Wortel tak bisa menahan
tangisnya.
“ Sudahlah ... kita lupakan saja kejadian yang lalu.
Untuk tubuhku yang luka jangan khawatir karena aku mengandung anti septik jadi
pasti nanti akan sembuh dengan sendirinya. Aku sangat bahagia kau telah
memaafkanku”, jawab Bawang Merah sambil tersenyum bahagia.
“ Terima kasih dan maafkan aku temanku ...”, kata Wortel
“ Baiklah,... berarti kita sekarang bersahabat ya Wortel
?”, jawab Bawang Merah bahagia.
Akhirnya mereka berdua berpelukan tertawa bahagia
bersama. Mulai hari itu Wortel menjadi teman yang baik dan ramah pada semua
temannya. Dia belajar banyak tentang indahnya berteman dari si Bawang Merah.
Kreatifitas tanpa batas bu. Bu Dhiana spesialis dongeng
BalasHapusMasih ini yg sy bisa pak, ingin fokus dulu sm satu tulisan.
Hapusluar biasa bun
BalasHapusTerima kasih...
HapusMasih belajar
Cerita yg kaya nilai karakter... Mantab bu Diana..
BalasHapus