Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

Rasaku Tak Sendiri _ Dhiana Kurniasari Choirul

Gambar
  Rasaku Tak Sendiri Oleh : Dhiana Kurniasari Choirul   Gemericik suara air Merdu mendayu saat mengalir Kurasa dia akan menuju hilir   Tanpa ada yang bisa menahannya Terus berlalu siapa tahu akhirnya Tersendat berhenti sejenak adakalanya Tapi entahlah lurus terus menjurus tak peduli agaknya   Itu laksanamu yang terus berlalu Tak pedulikanku yang kau anggap angin lalu Bahkan mungkin bagimu bisa jadi aku benalu Yang tak pernah kau peduli bila hatiku ngilu Mengharapkanmu penuh rasa pilu   Tapi tak peduli apa rasaku Kurasa nuraniku telah beku Akupun tak pernah lagi tahu akan diriku Yang kutahu semua telah kurangkum lengkap dalam sebuah buku   Kuharap rasaku tak sendiri Agar tak pernah jengah kuberdiri Menanti datangnya hadir mentari Yang kuyakin hariku kan tersinari Indah penuh warna warni   Takkan putus lisan berucap Doa di sepertiga malam terus kuungkap Tuk kepakkan gemerlap sayap Hingga kan k...

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 _ DHIANA KURNIASARI CHOIRUL

Gambar
    KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 OLEH : DHIANA KURNIASARI CHOIRUL_ CGP ANGKATAN 4 KABUPATEN TULUNGAGUNG Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hadjar Dewantara adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Ki Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ki Hajar Dewantara dibesarkan di lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Saat genap berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, Ki Hadjar Dewantara tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Kita mengenal Ki Hadjar Dewantara dengan pemikiran beliau di dunia Pendidikan yaitu Patrap Triloka. Dalam sebuah artikel di https://www.zenius.net/prologmateri/sejarah/a/26...

Kartini : Simbol Perubahan

Gambar
 Kartini : Simbol Perubahan Membaca biografi Ibu Kartini memberikan motivasi besar untuk saya pribadi. Bahwa perubahan itu bisa diciptakan oleh siapapun. Kekuatan pemikiran Ibu Kartini yang tertuang dalam tulisan beliau " Habis Gelap Terbitlah Terang" merupakan langkah maju dan pemikiran yang luar biasa yang dimiliki oleh seorang perempuan yang pada masa itu begitu terplintir kemerdekaannya. Dari satu sisi ketidak berdayaan yang dan disisi lain kekuatan merubah adalah dua sisi yang sangat berbeda. Merupakan dilema yang mungkin bagi kita yang tidak memiliki jiwa pejuang akan menjadikan keputus asaan. Tapi bagi wanita luar biasa seperti Ibu Kartini diantara himpitan dilema itu beliau kreatif mengeluarkan kekuataannya yaitu melalui tulisan. Tulisan Ibu Kartini mampu mengubah mindset berfikir para menir Belanda. Dimana awal pemikirannya bahwa wanita Indonesia adl wanita bodoh yang tidak mengenal pengetahuan, berubah setelah membaca surat- surat Kartini yang diterbitkan oleh Eropa...

3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran_ Dhiana Kurniasari Ch

Gambar
  3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran OLEH : DHIANA KURNIASARI CHOIRUL Awal mendaftar dalam program Guru Penggerak yang ada dalam fikiran saya adalah ingin belajar. Yaa .... belajar banyak tentang kurikulum terbaru, belajar tentang arah pendidikan terkini karena saya merasa masih nol pengetahuan, belajar secara gratis tentunya itu yang menjadi pendorong saya untuk mengikuti Guru Penggerak. Belum ada bayangan sama sekali bahwa akan ada tanggungjawab moral seorang guru penggerak untuk menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, mendorong kolaborasi antar guru, menjadi coach bagi guru lain dan mewujudkan kepemimpinan murid sesuai yang termaktub tentang peran guru penggerak. Namun setelah mengikuti Pendidikan Guru Penggerak dengan berbagai tugasnya terutama saat di point modul demonstrasi kontekstual dan aksi nyata, yang didalamnya banyak penugasan untuk berbagi praktik baik dan penerapan teori modul, maka itu mem...

Berpalinglah dari Candu

Gambar
  #One Day One Poetry Berpalinglah dari Candu Oleh : Dhiana Kurniasari Choirul   Semerbak harum menguar bersamaan kepulan asap Kopi pahit hitam mengundang ingin dicecap Cangkir putih terlihat kontras menghadirkan indah gemulai gerakan uap   Diamnya begitu menggoda setiap pandang mata Sungguh takkan dapat tergambar hanya dengan goresan kata Apalagi hanya barisan sebuah cerita Tidak ... benarlah takkan ada pembanding penyerta   Tapi tak kuharap kau yang tergoda oleh dia Cukuplah mereka yang mabuk bersuka ria Terkena candu kafein yang selalu tersedia Melambungkan angan, memenuhi akal dengan euphoria Hingga hadir bayangan dihadapan tak dianggap terlihat bak bunga raflessia   Sayangku ... Sudahi kau terpekur hanyut dalam dunia yang kau ciptakan Sudahi fokusmu terpaku pada indah lena rayuan Lihatlah mataku layu terhempas sakit seakan terkena benturan Padahal inginku bahagia laksana si kecil yang bermain ayunan   Sad...

REFLEKSI TERBIMBING MODUL 3.1 - DHIANA KURNIASARI CHOIRUL

Gambar
  REFLEKSI TERBIMBING MODUL 3.1 OLEH : DHIANA KURNIASARI CHOIRUL CGP ANGKATAN 4 KABUPATEN TULUNGAGUNG 1.      Dilema etika  adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan di mana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan, sedangkan  bujukan moral  merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah. Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini: a.        Individu lawan masyarakat (individual vs community) adanya pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya. Bisa juga konflik antara kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain, atau kelompok kecil melawan kelompok besar. b.       Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice...