KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 _ DHIANA KURNIASARI CHOIRUL
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1
OLEH : DHIANA KURNIASARI CHOIRUL_
CGP ANGKATAN 4 KABUPATEN TULUNGAGUNG
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih
dikenal dengan Ki Hadjar Dewantara adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu
lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk
bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang
Belanda. Ki Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dengan
nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ki Hajar Dewantara dibesarkan di
lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Saat genap berusia 40 tahun menurut
hitungan Tahun Caka, Raden Mas Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki
Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, Ki Hadjar Dewantara tidak lagi menggunakan
gelar kebangsawanan di depan namanya. Kita mengenal Ki Hadjar Dewantara dengan
pemikiran beliau di dunia Pendidikan yaitu Patrap Triloka. Dalam sebuah artikel di https://www.zenius.net/prologmateri/sejarah/a/267/PatrapTriloka
Patrap Triloka adalah sebuah konsep pendidikan yang digagas oleh Suwardi
Suryaningrat ( Ki Hadjar Dewantara) selaku pendiri organisasi pergerakan
nasional Indonesia yaitu Taman Siswa. Konsep pendidikan ini digagas Suwardi
Suryaningrat atas dasar kajiannya terhadap ilmu pendidikan (pedagogi) yang
diperoleh dari tokoh pendidikan ternama mancanegara, yaitu Maria Montessori
dari Italia dan Rabidranath Tagore dari India. Konsep ini menjadi prinsip dasar
para guru dalam melakukan pendidikan di Taman Siswa. Terdapat tiga unsur
penting dan terkenal dalam Patrap Triloka, yaitu: (1) Ing ngarsa sung tulada (ꦲꦶꦁꦔꦂꦱꦱꦸꦁꦠꦸꦭꦝ, "yang di depan memberi teladan"), (2)
Ing madya mangun karsa (ꦲꦶꦁꦩꦢꦾꦩꦔꦸꦤ꧀ꦏꦂꦱ, "yang di tengah membangun kemauan"),
(3) Tut wuri handayani (ꦠꦸꦠ꧀ꦮꦸꦫꦶꦲꦤ꧀ꦢꦪꦤꦶ" dari belakang mendukung"). Membaca dan
menggaris bawahi pemikiran beliau yang tertuang dalam Patrap Triloka, maka bisa
dilihat bahwa seorang guru dalam pengambilan
keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus mengedepankan dan mengambil
keputusannya dengan pertimbangan bahwa keputusan tersebut harus bijaksana dan memenuhi
unsur mendukung, memberi semangat dan juga didalamnya harus ada unsur
keteladanan diri. Sehingga keputusan tersebut berimbas positif pada orang yang
mendapat keputusan dan menginspirasi orang lain ketika mendapat permasalahan
yang sama.
Merujuk pada pemikiran Ki Hajar Dewantara, maka
nilai-nilai dalam diri seorang pengambil keputusan memberi imbas luar biasa
terhadap hasil keputusan. Dimana bila dalam diri pengambil keputusan telah
tertanam nilai-nilai kebajikan, kebijakan dan penuh kasih, maka keputusan yang
diambil dengan melalui 9 prinsip pengambil keputusan akan menghasilkan
keputusan yang positif dan bijaksana. Namun bila sebaliknya, maka bisa
dikatakan bahwa keputusan yang akan diambil tentu akan berimbas kurang baik
pada diri si penerima keputusan maupun bagi lingkungan sekitarnya.
Seorang yang memiliki nilai diri positif dan
mengenal coaching dalam menggali informasi akan lebih cepat dan tepat dalam
mengambil keputusan. Karena dalam proses coaching yang dilaksanakan akan banyak
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diperlukan untuk memutuskan sebuah permasalahan.
Pertanyaan-pertanyaan terbuka yang disampaikan coach akan memudahkan benang
kusut sebuah permasalahan cepat terurai dan tentunya akan ditemukan ujung dari
benang tersebut untuk dipintal kembali menjadi benang lurus yang menjelujur.
Itulah perumpamaan yang tepat untuk memberikan gambaran terkait bagaimana
pengambil keputusan sangat dimudahkan dengan menggunakan coaching dalam proses
penggalian informasi.
Nilai yang ada dalam diri seseorang akan
tergambarkan bagaimana dia bersikap, berbuat dan bertindak serta bagaimana dia
menunjukkan sosial emosionalnya dalam menjalani kehidupannya dan dalam
menghadapi masalah. Tentu bagaimana seseorang mengambil keputusan sangat
dipengaruhi bagaimana sosial emosianalnya, kepekaannya dan jiwa empati yang ada
dalam dirinya. Pengaruhnya hampir sama dengan peran nilai-nilai yang ada dalam
diri seseorang dalam mengambil keputusan.
Dalam hidup dibutuhkan banyak kejadian untuk menuju
pada kebijakan, pun dalam membuat keputusan yang bijaksana dibutuhkan banyak
pengalaman dalam memutuskan sesuatu. Salah diawal itu tak menjadi masalah, akan
bisa menjadi refleksi diri. Maka dengan banyak belajar tentang study kasus
orang lain, itu akan banyak memberikan ilmu, pengalaman berharga dan nuansa
kebijakan dalam diri untuk memutuskan permasalahan yang mungkin bisa jadi
memiliki masalah yang serupa. Banyak belajar study kasus, akan memperkecil potensi
membuat keputusan yang salah dan merugikan orang lain.
Sudah saya bahas diatas bahwa keputusan yang tepat
tentunya akan membawa dampak positif untuk penerima keputusan dan lingkungan
sekitarnya. Itu artinya dalam keputusan yang tepat akan membawa kebaikan, dalam
kebaikan akan menimbulkan suasana yang nyaman dan damai. Karena didalam
keputusan tersebut tidak merugikan dan menyakiti orang lain.
Belajar dalam modul 3.1 ini membawa banyak pengaruh
positif bagi saya sebagai guru yang tentunya banyak dihadapkan pada permasalahan-permasalahan
terkait dengan rekan sejawat, pimpinan, murid dan orang tua murid. Setelah mempelajari
modul ini dan mencoba menerapkannya untuk menyelesaikan suatu masalah membuat
saya semakin percaya diri dalam mengambil keputusan dan tidak ragu berkolaborasi
dan melibatkan rekan saya sebagai tokoh idola dalam mengambil keputusan. Sampai
sejauh ini tidak ada kendala, bahkan berimbas baik karena dengan melibatkan
rekan di lingkungan kerja saya. Mereka malah merasa dihargai dan akhirnya
dukungan saya dapatkan.
Selain imbas baik untuk rekan sejawat, pembelajaran
di modul ini juga berimas baik untuk murid. Karena segala keputusan yang
diambil point pentingnya adalah tidak merugikan orang lain, membawa kebaikan
dan memberikan kenyamanan. Ini sangat terkait dengan nilai dalam kemerdekaan
belajar. Apa yang diinginkan dan membuat bahagia murid? tentu saat mereka
diberi banyak ruang untuk berekspresi dan mengungkapkan apa yang dirasakannya
serta menunjukkan potensinya. Nah disinilah letak pentingnya proses coaching
dan terkait dengan keputusan yang memberi anak kemerdekaan untuk berpendapat
dan berekspresi. Dan saya yakin bila proses itu dilalui dengan benar, maka akan
memberikan keputusan yang berpihak pada kemerdekaan anak.
Profil seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran
dan keteladanannya dalam memutuskan suatu permasalahan sangat berimbas pada
nilai-nilai yang tertanam dalam diri anak. Seorang murid yang terbiasa melihat
gurunya bersikap adil, bijaksana, penuh kasih sayang dan seluruh nilai positif
diterapkan untuk mempertimbangkan sebuah keputusan. Maka secara tidak langsung
akan menjadi “kaca benggala” bagi anak ketika suatu ketika dia mendapat permasalahan
yang sama. Kebijakan dan kebajikan yang tertanam akan melahirkan sosok-sosok
pemimpin yang bijaksana di masa yang akan datang.
Kesimpulan dari tulisan saya bahwa seorang guru dalam pengambilan
keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus merujuk dan berpedoman
pada pemikiran pada Patrap Triloka Ki Hajar Dewantara, mempertimbangkan
nilai-nilai positif dan juga membutuhkan
kematangan sosial emosional kita dalam memutuskan suatu permasalahan. Dan dengan
menggunakan coaching sebagai penggalian informasi memberikan ruang kepada murid
untuk merdeka berpendapat dan mengungkap potensi dirinya untuk memutuskan suatu
permasalahan, maka akan membuat keputusan yang diambil itu lebih cepat dan
tepat. Tentunya sebuah permasalahan yang mendapat solusi dan keputusan yang
tepat dan bijaksana, akan berimbas baik pada penerima keputusan dan memberi
kenyamanan pada lingkungan sekitar.
Selamat belajar … Selamat mengambil keputusan para guru
yang luar biasa
Salam Guru Penggerak
Tergerak … Bergerak … Menggerakkan.
Pengambilan keputusan dengan kesadaran penuh ( mindfulness ) berdasarkan pemetaan masalah, pemilihan prinsip berpikir yang digali dari proses coaching sehingga melahirkan keputusan yang berpihak pada murid
BalasHapusTrm kasih berkenan hadir ust....
HapusDan trm ksh utk tambahannya.
Segala daya dan upaya dikerahkan, termasuk harus melalui beberapa uji dan sudut pandang pertimbangan untuk mampu mengambil keputusan yang beretika. Yang lebih berpihak kepada murid. Semangat, Salam Dan Bahagia..
BalasHapusTerima kasih telah hadir bunda...
HapusSalam semangat