2.3.A.10. AKSI NYATA - COACHING _ Dhiana Kurniasari Choirul
2.3.A.10. AKSI NYATA -
COACHING
Judul Modul : Praktek
Coaching model TIRTA
Nama : Dhiana
Kurniasari Choirul
A. LATAR
BELAKANG
Peserta didik adalah asset
masa depan yang akan mengubah peradaban. Budaya, cipta, rasa dan karsa akan
tergantung di tangan mereka. Keleluasaan spiritual, social, emosional dan
intelektual akan dibangun dan diciptakan oleh mereka. Itu semua hanya akan
menjadi sebuah angan tanpa nyata jika di masa sekolah mereka tidak digembleng
dan diarahkan.
Peran kitalah sebagai penuntun
menciptakan suasana yang aman, nyaman dan berkmakna bagi kehidupan mereka
semasa sekolah. sekolah menjadi tempat perseamaian benih-benih kebaikan,
menanamkan nilai-nilai positif dan membiasakan displin positif serta budaya
positif.
Guru adalah penuntun bagi
hidup dan kehidupan murid sehingga mampu berjalan sesuai kodrat alam dan
zamannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk membiasakan budaya
menuntun adalah dengan proses coaching. Proses untuk menggali potensi guru
dalam menerapkan pembelajaran yang menyenangkan, membuat anak aktif, kreatif,
inovatif dan berpusat pada anak.
Tak terkecuali dengan kondisi
bagaimana pun sekolah harus mampu memfasilitasi peserta didik untuk mampu
memaksimalkan potensi-potensi muridnya dengan proses coachingnya.
Begitupun TK Candra Buana
yang notabene adalah sekolah untuk Anak Usia Dini, yang merupakan pondasi awal
pembentukan nilai-nilai positif dan pembentuk karakter anak, seharusnya bisa
memberikan gambaran awal tentang sekolah yang menyenangkan sehingga murid/
seorang anak akan menyukai sekolah dan belajar sampai akhir hayatnya. Namun hal
itu bukan hal mudah untuk mewujudkannya. Banyak halangan dann tantangan ada di
depan kita. Permasalahanpun bermunculan tak ada hentinya, setiap hari berganti
ataupun mengulang permasalahan yang sama. Kadangkala satu permasalahan belum
selesai sudah disusul dengan permasalahan yang lain. Begitu pun dengan saya
ataupun rekan sejawat yang lain. Permasalahan yang muncul bisa jadi dari orang
tua, rekan sejawat ataupun dari murid. Namun yang sering muncul adalah
permasalahan terkait kegiatan belajar dan mengajar.
Berdasarkan hal-hal di atas,
penulis melakukan praktik coaching dengan permasalahan kekurang mampuan guru dalam
menghandle pembelajaran dan menguasai kondisi kelas, maupun menyajikan pembelajaran
yang mengasyikkan dan membuat anak focus. Dengan kegiatan coaching ini
diharapkan guru bisa merefleksi diri tentang proses pembelajaran yang sudah
dilakukannya di kelas, mengidentifikasi permasalahan dalam kelas, menentukan tindakan
nyata dan komitmen/ tanggung jawab dalam melaksanakan hasil coaching.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah:
•
Dengan
penggalian potensi guru, diharapkan guru mampu memberikan pembelajaran yang
menyenangkan, aktif, kreatif, inovatif dan berpusat pada anak.
•
Dengan
proses coaching model TIRTA diharapkan guru mampu mendapatkan solusi dari
permasalahan yang dihadapinya dengan berdasarkan penggalian potensi yang
dimilikinya.
•
Dengan
proses coaching TIRTA akan menciptakan ekosistem pembelajaran yang terbaik dan
berpusat pada anak.
C. TOLAK UKUR
Adapun tolak ukur keberhasilan penyelenggaraan
adalah sebagai berikut:
•
Terciptanya
peserta didik senang belajar sejak dini, dengan strategi pembelajaran yang menyenangkan,
aktif, kreatif, inovatif dan berpusat pada anak.
•
Optimalisasi
dan melejitnya potensi anak karena motivasi dan fasilitasi terbaik dari guru
dalam proses belajar dan mengajar.
•
Terciptanya
iklim pembelajaran menyenangkan, aktif, kreatif, inovatif dan berpusat pada
anak.
D. LINIMASA TINDAKAN
YANG DILAKUKAN
No |
Kegiatan |
Waktu |
Penanggung Jawab |
1 |
Membuat
rencana Tindakan praktik aksi nyata meliputi : jadwal/ waktu pelaksanaan,
materi dan menentukan pihak yang terlibat. |
Tanggal
28 Maret 2022 |
CGP |
2 |
Membuat
perijinan pada Kepala Sekolah dan mensosialisasikan proses coaching pada
rekan sejawat. |
Tanggal
29 Maret 2022 |
CGP |
3 |
Melaksanakan
proses coaching |
Tanggal
1 April 2022 |
Coach
dan Coachee |
4 |
Evaluasi
dan refleksi proses coaching |
Tanggal
1 April 2022 |
CGP |
5 |
Tindak
lanjut dan perbaikan proses coaching selanjutnya |
Tanggal
12 April 2022 |
CGP |
E. DUKUNGAN YANG
DIBUTUHKAN
Kegiatan coaching ini akan dilakukan dengan
menerapkan model TIRTA dan melibatkan rekan guru lain. Untuk pendokumentasian
membutuhkan dukungan dan bantuan rekan guru yang lain.
F. PERENCANAAN COACHING PADA PENDAMPINGAN 3
Pada proses coaching pada pendampingan 3,
direncanakan dengan rekan guru lain namun dengan konsep permasalahan yang sama
yaitu mencari solusi dalam permasalahan proses pembelajaran. Dengan bergantinya
coachee, diharapkan seluruh rekan guru memiliki pengalaman coaching. Sehingga
memahami apa itu coaching dan bisa melaksanakannya dalam menyelesaikan permasalahan
yang akan dihadapinya di waktu yang akan datang.
G. RANCANGAN PRAKTEK COACHING
COACHING MODEL :
TIRTA
COACH :
Dhiana Kurniasari Choirul
COACHEE :
Ulfa Ayu Prahastiwi (rekan guru di TK Candra Buana)
Pengamat :
Tri Sulistyowati. S.Pd. (Pengajar Praktik)
Dokumentator :
Yossie Dara Agustina
KASUS:
Ketika bu Dhiana duduk seorang diri di kelasnya
seorang diri karena jam pembelajaran telah usai. Tiba-tiba terdengar suara
ketuk pintu dari seorang guru dan memberi salam. Guru itu mendekati bu Dhiana
dan bercerita serta mengeluhkan tentang yang merasa tidak berhasil menjadi guru
karena merasa tidak bisa memberikan pembelajaran yang baik kepada murid dan
selalu gagal mengkondisikan murid. Dia ingin mampu mendesain pembelajaran yang menyenangkan,
aktif, kreatif, inovatif dan berpusat pada anak. Bagaiamanakah Bu Dhiana
menyikapinya ?
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN COACHING MODEL TIRTA:
TAHAPAN TIRTA |
PERTANYAAN/ UMPAN BALIK COACH |
Kegiatan
Pendahuluan |
Salam pembuka antara Coach
dan Coachee |
Tujuan |
Coach menanyakan pada
coachee tentang tujuan dan harapan coachee dalam kegiatan pertemuan ini, dengan
pertanyaan : 1. Apa maksud dan tujuan ibu bertemu dengan
saya? 2. Ada permasalahan apa? |
Identifikasi |
Coach mengidentifikasi proses
pembelajaran yang dilakukan selama ini. Kemudian mengidentifikasi
tehnik-tehnik metode pembelajaran yang dipahami dan dapat dilakukan coachee,
dengan pertanyaan : 1. Bagaimana pembelajaran ibu selama ini? 2. Adakah hal lain yang pernah bapak lakukan
untuk memotivasi anak-anak supaya focus dan senang belajar? 3. Keraguan seperti apa yang ibu rasakan? |
Rencana
Aksi |
Coach mengajak coachee
untuk Menyusun rencana aksi sesuai dengan potensi yang dimiliki coachee dan
menentukan pelaksanaan rencana aksi tersebut. Adapun pertanyaannya sebagai
berikut : 1. Apa yang ingin ibu lakukan setelah ini? 2. Dari penjabaran rencana ibu tadi, langkah
apa yang akan kamu lakukan terlebih dahulu dan apa harapanmu melakukan
rencana tersebut? 3. Kapan ini ibu mulai melaksanakan aksi nyata
dari apa yang ibu sampaikan? |
Tanggungjawab |
Coach memastikan bahwa
coachee akan bertanggungjawab dan komitmen untuk melaksanakan rencana aksi
yang sudah disusun tadi. Adapun pertanyaannya sebagai berikut : 1. Apakah ibu benar-benar sudah yakin dan
berkomitmen melakukan strategi dan langkah yang sudah ibu sampaikan tadi? 2. Apa ibu yakin mampu menyelesaikan masalah
ini sendiri ? |
Demikian aksi nyata choaching
yang akan saya laksanakan. Sebagai CGP saya berharap bahwa aksi nyata ini tidak
hanya untuk memenuhi tugas modul saja, namun bisa saya akan terapkan setelah
ini dan seterusnya saat saya, rekan guru lain dan murid mengalami permasalahan.
Semoga bermanfaat untuk pembaca
dan kita semua.
Salam Guru Penggerak
Tergerak ... Bergerak ...
Menggerakkan.
Komentar
Posting Komentar