Menyapa Sahabat Kecil

 Hari Selasa bagiku adalah hari raya rindu (pinjam istilahnya Najwa Shihab 😁), di mana hari itu adalah jadwal pembelajaran via video call dengan sahabat kecilku. Siapa sahabat kecil yang kumaksud?, mereka adalah murid-murid TK ku. Entahlah...  aku lebih suka menyebut mereka sahabat kecil. Karena dengan menyebut mereka sahabat, seakan-akan aku memposisikan diri sama dengan mereka, bisa benar-benar dekat dan masuk ke dunia mereka. Itulah sebenarnya kunci untuk meraih hati anak-anak dan itu akan selalu kulakukan. Kenapa? Karena setelah aku memutuskan totalitas terjun di dunia anak, aku merasa harus totalitas juga melakukan pendekatan kepada mereka. Dari hati... ya...ingin kulakukan semua dengan hati. 

Kembali pada cerita tentang kegiatanku hari ini, yang kusebut hari raya rindu ialah hari perjumpaan dengan mereka via virtual video call. Program pembelajaran via video call memang kuprogramkan seminggu sekali di masa pandemi yang tidak ada ijin untuk melakukan kegiatan tatap muka. Lalu hari yang lain apa libur dan tidak ada kegiatan? ya pasti ada.... setiap hari selama BDR ini kita sebagai guru, terutama guru TK harus bisa berperan sebagai artis. Bagaimana tidak? setiap hari yang kulakukan, mungkin guru TK yang lain adalah shooting video pembelajaran. Karena hal itu penting untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang sebuah materi. Anak-anak usia dini memang lebih bisa cepat faham dan melekat pemahaman tentang sesuatu bila ada visualisasinya. Maka memberikan video pembelajaran sangat amat diperlukan demi tercapainya tujuan pembelajaran walau tanpa tatap muka. Selain itu dengan adanya video pembelajaran yang dibuat guru sendiri, akan memberikan motivasi luar biasa pada anak untuk tetap semangat belajar. Kehadiran guru itu sangat berarti bagi anak Usia Dini untuk memberikan motivasi dan semangat. Walau mungkin kalau secara virtual mungkin tidak semaksimal seperti tatap muka. 

Nah...dengan video call dan pendampingan melalui video pembelajaran itulah kegiatan belajar mengajar selama pandemi ini terlaksana. Saat vidcall hal yang pertama kulakukan adalah menyapa mereka dengan salam dan lagu, lalu kita berdoa, mengucapkan syahadat dan betdzikir bersama. Dilanjutkan muroja'ah surat-surat pendek, hafalan hadits dan doa-doa. Selanjutnya review video pembelajaran  materi yang sudah kukirimkan hari Senin, itu mencakup tema 1 minggu. Kita cerita dan di tengah cerita kulontarkan beberapa pertanyaan pada semua anak untuk mengevaluasi sejauh mana pemahaman mereka terhadap materi yang sudah tersampai. 

Tapi jangan bayangkan kalau pembelajaran di TK itu mulus-mulus saja, karena bagaimanapun ketahanan konsentrasi anak yang hanya 10 -15 menit itu harus diperhatikan. Lalu kalau vidcall ya bisa 40 - 50 mnt bagaimana membuat mereka bertahan?. Itu ada di tangan guru, bila seorang guru mampu memberikan pembelajaran yang kreatif, variatif dan menyenangkan maka pembelajaran anak dapat berjalan lancar dan anak-anak tetap semangat. Selain itu... ekspresi semangat guru dalam memberikan pembelajaran mutlak diperlukan. Satu lagi...Jangan pelit memuji. 

Jadi saat vidcall aku mengimajinasikan mereka ada di depanku. Segala cara dan metode tetap harus dilakukan demi menjaga mood mereka. Ok...selanjutnya setelah mereview, tibalah saat pemberian tugas. Tapi sebelumnya selalu ada yel-yel semangaat....itu penting untuk menumbuhkan semangat anak untuk mau mengerjakan tugas. Setelah semua tuntas ditutup dengan doa sesudah belajar dll. Selanjutnya mereview lagi apa yang sudah kita bahas hari ini dan closingnya kita memiliki salam unik, yaitu salam cinta dan sayang. Kenapa harus ada? karena menumbuhkan cinta dan sayang pada anak itu menjadi salah satu kunci kita bisa melakukan pendekatan pada mereka, dan saat hati sudah dekat maka yang guru sampaikan laksana sabda yang harus dilakukan. Maka jangan heran ketika banyam ibu mengeluh " kok anakku lebih "manut"  sama gurunya ya, apapun "dhawuh" guru selalu diikuti?? Itulah karena guru sudah memegang hatinya. 

Itulah yang kulakukan sebagai guru TK dalam pembelajaran dari rumah. Pernah seorang teman guru jenjang yang lebih tinggi mengatakan kalau cara mengajarku lebay 🀣🀣🀣. Memang lebay siih...tapi bagi anak-anak, hal itulah yang bisa membuatnya tertarik dan saat anak-anak sudah tertarik, maka secara tidak sadar mereka akan belajar dengan bahagia. 


Komentar

  1. Sebagai seorang ayah, anak saya yang kecil setiap habis magrib juga video call dengan gurunya. Dia ceria sekali walaupun tidak selalu memperhatikan. Memang berbeda dengan pembelajaran tatap muka tetapi belajar daring tetap harus kita jalankan saat kondisi semacam ini.

    BalasHapus
  2. Kebersamaan yang penuh keceriaan....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi buku Slilit Sang Kyai

WEBINAR LITERASI PGRI KABUPATEN TULUNGAGUNG

DONGENG : TIDAK BISA HIDUP SENDIRI