DONGENG 8 : ITU BUKAN MILIKMU

 

 ITU BUKAN MILIKMU


*Gambar dari Vector.png


              Pagi itu dipinggir sebuah hutan tampaklah seekor Singa yang berjalan terhuyung-huyung karena Si Singa sudah beberapa hari tidak makan, dia merasa lapar sekali. Nah, saat dia berjalan sekilas tampak sebuah tas ransel yang tidak tahu siapa pemiliknya.

           “Owh … tas siapa ini, sepertinya ada makanan didalamnya”, guman Singa sambil mengendus-endus tas yang ada di depannya.

           “Aku bawa pulang saja, dan aku makan nanti isinya haomm …” kata singa sambil membawa tas itu pergi.

Dia tidak peduli milik siapa tas itu. Dia terus berlari menuju rumahnya. Saat hampir sampai rumahnya, dia berjalan mengendap-endap karena dia takut ketahuan si Kelinci dan Gajah yang rumahnya dekat dengan rumah si Singa.

            “Syukurlah Kelinci dan paman Gajah tidak ada, jadi aku tidak usah berbagi, hee…. hee .. hee …” gumam si Singa.

Singa langsung masuk kedalam rumahnya karena sudah tidak sabar membuka isi tasnya. Saat dibuka isi tas ransel itu ternyata isinya permen coklat banyak sekali.

             “Haom…. ha ..ha.. ha… wah asyiknya aku punya permen coklat banyak sekali, akan aku makan sendiri”, kata singa sambil makan satu bungkus permen coklat.

              “Nyam … Nyam … Waah enak sekali rasanya,” kata Singa sambil terus makan permen coklat itu satu persatu sampai tidak terasa habislah permen coklat satu ransel itu dimakannya sendiri.

             “Ha ... ha... ha ... kenyang sudah perutku, aku mau jalan-jalan ah,” saat dia berdiri untuk keluar rumah tiba-tiba dia merasakan sakit giginya.

             “Aduh … aduuuhhhh … Sakit sekali gigiku, Aduuuuuhhh,” gumam si Singa pelan karena dia takut suaranya terdengar oleh Kelinci.

Tak terasa waktu berlalu dan siangpun berganti dengan malam itu dihabiskan oleh Singa dengan mengaduh dan menangis karena rasa sakit yang luar biasa di giginya.

 “Aduuh … Aduuhh … hu ... hu ... hu…, sakitnya gigiku,” kata Singa sepanjang malam.

Pagi yang cerahpun tiba, matahari bersinar terang dan burung-burungpun berkicau bersahutan. Pagi itu Kelinci keluar dari rumahnya dengan cerianya, namun saat melihat pintu rumah Singa yang tertutup rapat dia heran.

 “Tidak biasanya Singa bangun kesiangan, waah … ada apa ya?” kata Kelinci dalam hati. lalu dia menuju rumah Singa.

“Singa … Singa … apa kau masih tidur?” teriak Kelinci.

Tapi tetap tidak ada jawaban. Tiba-tiba sayup terdengar erangan Singa.

“Aduuh aduuh … sakitnya gigiku”.

Kelinci menajamkan pendengarannya dan semakin jelas suara erangan Singa. bergegas dia membuka pintu rumah Singa dan dilihatnya Singa terkulai lemas sambil memegangi giginya, di sekitar Singa duduk tampak berserakan bungkus permen coklat.

               “Lho … ada apa Singa, Apa kamu sakit?” Tanya Kelinci.

                “Hu … hu … hu ... iya Kelinci gigiku rasanya sakit sekali,” kata Singa sambil menangis, dia jadi lupa rasa malunya.

               “Gara-gara aku kebanyakan makan permen coklat Kelinci,” sambung Singa.

               “O … begitu ya sudah aku panggilkan paman Gajah biar dilihat gigimu Singa,” kata Kelinci.

               “Iya Kelinci … terima kasih,” jawab Singa terharu.

Lalu Kelinci pergi untuk memanggil paman Gajah, tak berapa lama datanglah Kelinci bersama paman Gajah. Paman Gajah tersenyum melihat ekspresi Singa.

“Hallo Singa, kenapa dengan gigimu?” tanya paman Gajah saat sudah di hadapan Singa.

“Tidak tahu paman Gajah, tapi rasanya sakit sekali, aduhhhh,” jawab Singa sambil mengaduh.

 “Coba buka mulutmu biat kulihat bagaimana keadaan gigimu,” sambung paman Gajah.

Saat Singa membuka mulutnya terlihatlah gigi kotor, dan banyak berlubang dan tercium bau tidak sedap dari mulut Singa.

              “Waaahh … gigimu kotor sekali dan banyak sekali yang berlubang, apa kamu tidak pernah gosok gigi Singa?” tanya paman Gajah.

              “Iya betul paman Gajah, saya tidak pernah gosok gigi,” kata Singa malu.

              “Naah … itu akibatnya gigimu jadi kotor dan berlubang, jadi saat makan permen coklat jadi sakit karena permen coklatnya masuk digigimu yang berlubang,” Singa tertunduk malu mendengar kata paman Gajah, dia ingat betapa serakahnya dia memakan permen coklatnya tanpa mau berbagi.

             “Iya Paman Gajah … Aku tadi mengambil tas isi permen coklat tanpa ijin pemiliknya, lalu aku makan sendiri sampai habis dan tidak mau berbagi, dan aku menyesal selama ini malas gosok gigi,” kata singa mengakui kesalahannya.

              “Makanya … jangan pelit Singa dan kalau punya makanan harus mau berbagi sama aku”, sahut kelinci sambil tersenyum.

              “Iya Kelinci maafkan aku ya …” sahut si Singa.

              “Sudah … sudah … sekarang Singa minum obat dulu dan segera gosok gigi ya?” kata Paman Gajah.

Singa pun menurut dengan apa yang dikatakan Paman Gajah. Dia segera minum obat dan menggosok gigi dengan dibantu Kelinci dan paman Gajah.

              “Alhamdulillah … sakit gigiku sudah berkurang, terimakasih sahabatku Kelinci dan paman Gajah, Aku berjanji akan jadi Singa yang baik dan tidak pelit, satu lagi aku akan rajin menggosok gigi sesudah makan dan sebelum tidur, supaya gigiku bersih dan sehat seperti Kelinci,” Kata Singa lagi.

Kelincipun tersenyum bangga.

             “Waah … Kelinci senang itu dipuji Singa,” Kata paman Gajah sambil bergurau ketika melihat si Kelinci tersipu malu. dan akhirnya mereka tertawa bersama.

Mulai saat itu si Singa menjadi binatang yang sangat baik, suka membantu dan berbagi dan sekarang Singa tidak pernah sakit gigi lagi karena sekarang dia menjadi rajin menggosok gigi sebelum tidur dan sesudah makan, sehingga giginya menjadi bersih dan sehat.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi buku Slilit Sang Kyai

WEBINAR LITERASI PGRI KABUPATEN TULUNGAGUNG

DONGENG : TIDAK BISA HIDUP SENDIRI