CERNAK KE-15 : JANGAN BOHONG

 

Jangan Bohong


Gb. diambil dari Google


            “ Mama Andra, saya minta tolong supaya mama memberitahu Andra jangan suka memukul temannya ya?”, kata seorang wanita di suara telpon.

Sudah beberapa hari ini mama mendapatkan beberapa kali telepon dari orang tua teman Andra di sekolah yang intinya tidak terima anaknya diganggu bahkan ada yang dipukul oleh Andra. Mama sangat sedih dengan semua itu. Ada apa dengan anaknya?

“ Sayang... apa kamu memukul Dipta?”, tanya mama kepada Andra.

“ Tidak ma... Diptalah yang memukulku dulu. Aku kan anak mama, kata mama aku tidak boleh memukul temanku, tapi kan kalau aku dipukul kata mama aku harus membela diri”, jawab Andra yakin.

Mendengar jawaban Andra, mama menjadi lega dan percaya begitu saja. Beliau beranggapan bahwa jawaban anaknya cukuplah bisa dipercaya.

“ Aku harus percaya pada anakku karena tidak mungkin anakku berbohong”, kata mama dalam hati meyakinkan dirinya.

            Esoknya mama dipanggil ke sekolah oleh ibu guru karena andra mencubit Sheina sampai berdarah.

“ Mama Andra mohon maaf... sudah beberapa minggu ini Andra sering sekali berbuat hal yang kurang baik pada temannya. Memukul, mencubit bahkan melawan saat saya memberitahunya. dia berbeda dari biasanya. Adakah informasi yang bisa mama berikan kepada kami agar Andra bisa menjadi anak baik seperti dulu?”, tanya Ibu guru kepada mama Andra.

“ Ibu guru... Andra sudah bercerita kepada saya tentang apa yang terjadi. Andra sebenarnya tidak nakal, hanya temannya yang selalu mengganggunya. Jadi saya mohon ibu guru jangan hanya melihat nakalnya Andra, tapi bagaimana teman-temannya mengganggunya”, jawab mama dengan nada sedikit ketus.

Ibu guru yang mendengar semua itu hanya mampu terdiam sejenak, tidak menyangka bahwa pertemuan yang diinginkan mencari solusi dari permasalahan Andra menjadi seperti ini karena Andra tidak jujur pada mamanya mengenai apa yang terjadi.

“ Tapi mohon maaf inilah kenyataannya ibu, yang saya tahu dan saya menyaksikan sendiri Andra sering menyakiti temannya tanpa sebab diganggu oleh temannya”, kata ibu guru lagi.

“ Ibu guru saya percaya dengan cerita anak saya, karena anak saya tidak pernah bohong. Di rumah dia juga baik-baik saja, mungkin dia gemas dengan temannya kan di rumah dia tidak pernah punya teman”, jawab  mama Andra lagi.

Akhirnya mama Andra pulang ke rumah tanpa ibu guru menemukan solusi terbaik untuk Andra. Karena mamanya sama sekali tidak mau menerima cerita dan masukan dari ibu guru.

            Hari berganti hari Andra terus berbuat nakal, mengganggu teman-temannya dan bahkan tidak segan memukulnya dan sejak saat itu tidak ada satupun yang mau bermain bersamanya. Namun kepada mamanya dia selalu bercerita kalau teman-temannya nakal dan menjauhinya karena Andra baik. Mamanya terus percaya dengan ucapannya. Padahal yang terjadi sebaliknya, Andralah yang mengganggu teman-temannya. Sebenarnya Andra sedih tidak mempunyai teman di sekolah dan dia menjadi tidak bersemangat, tapi tidak tidak tahu mengapa dia senang sekali mengganggu temannya. Yang dia tahu setiap dia mengganggu temannya maka dia akan mendapat perhatian dari ibu guru dan teman-temannya, hal yang tidak dia dapatkan karena kesibukan mama papanya bekerja. Dia merasa kesepian sekali hatinya, namun dia bingung harus berbicara bagaimana. Akhirnya dia terus berbohong kepada mamanya mengenai apa yang terjadi, karena dia takut mamanya marah dan tidak sayang padanya.

            Sore itu Andra di rumah sendirian saat hari libur, mama papa bekerja. Hari itu dia bingung harus melakukan apa. Dia mau bermain di rumah temannya tidak mungkin karena semua ibu-ibu temannya tidak mengijinkan mereka bermain dengan Andra, itu semua karena Andra menyakiti mereka. Nah saat itu terlihatlah si Manis Kucing kesayangan mama lewat. Ditangkaplah si manis dan di talinya kaki si manis dengan tali sepatu. Dia terus mengganggu si manis sampai si Manis mengeong-ngeong marah. Andra terlarut asyik dengan permainan nakalnya sampai dia tidak tahu mamanya telah pulang dari kantor.

Mama yang mendengar meongan si Manis segera berlari di pusat suara dan disaksikanlah sesuatu hal yang membuat mama marah.

“ Andraaaaa... apa yang kamu lakukan?”, tanya mama sambil sedikit berteriak.

“ Emm... mama sudah pulang ya, ini ma si Manis tadi bermain-main dengan tali trus akhirnya talinya itu tidak bisa dibuka dan ini saya lagi menolong membukanya”, jawab Andra berbohong. Wajahnya sedikir gugup tapi dia tetap tenang.

Saat itulah mama menangis, dilihatnya anak yang begitu dia percaya mengucapkan hal yang tidak jujur, karena mama tahu sejak tadi kalau Andralah yang membuat tali itu melekat kuat di kaki si Manis dan Andra begitu lancarnya berbohong, berarti sudah berapa kali dia bicara tidak jujur?. Mama menjadi teringat apa kata mama Sheina, Abiyu, Alexa dan teman Andra yang pernah dipukulnya, juga kata-kata ibu guru. Berati selama ini mereka semua benar dan anaknyalah yang tidak jujur. Lalu mama mendekatoi Andra dan memeluknya.

“ Sayang... coba ceritakan apa yang sebenarnya terjadi, jujurlah pada mama nak..”, Kata mama sambil menatap tajam mata Andra.

“ Mama akan tahu kalau kamu tidak jujur dan sekali kamu tidak jujur maka mama tidak akan mempercayaimu selamanya”, sambung mama dengan nada penuh tekanan.

Andra yang dilihat mama seperti itu menundukkan kepala, dia merasa sangat takut apalagi mendengar ucapan mama, akhirnya Andra menjawab jujur.

“ Iya ma... aku menganggu si Manis dengan menali kakinya. Habis aku tidak punya teman bermain”, jawab Andra pelan.

“ Lalu benarkan kata mama-mama dan ibu guru tentang kamu yang suka mengganggu dan memukul teman-temanmu di sekolah dan di sekitar rumah kita?”, tanya mama lagi dengan suara lembut namun tegas dengan tetap memandang tajam mata Andra, namun tidak lupa dielusnya kepala Andra.

 Andra ragu menjawab jujur, dia takut mama akan marah padanya.

“ Jawablah dengan jujur nak...mama akan sangat menghargai kejujuranmu, mama janji mama tidak akan marah”, kata mama semakin lembut dan memeluk tubuh anak semata wayangnya.

Andra menangis dalam pelukan mama, dia merasa sangat bersalah selama ini telah membohongi mama dan juga nakal  kepada temannya. Dia juga teringat betapa selama ini dia juga selalu membantah ibu gurunya yang sabar.

“ Iya ma... selama ini Andra telah tidak jujur bercerita pada mama. Yang sebenarnya Andralah yang nakal, suka mengganggu teman-teman, memukul dan mencubit mereka dan juga suka melawan nasehat ibu guru”, jawab Andra pelan.

“ Kenapa kamu melakukan semua itu nak?”, tanya mama lagi.

“ Habis tidak ada yang memperhatikanku, mama papa sibuk semua “, jawab Andra jujur.

“ Baiklah sekarang bersiap-siaplah, mama akan mengajaknya minta maaf ke rumah teman-temanmu yang pernah kau ganggu dan ke minta maaf ke rumah ibu guru. Mama berjanji mulai hari ini akan lebih sering bersama Andra”, kata mama dengan tersenyum.

Akhirnya hari itu mama dan Andra berkunjung ke rumah teman-teman Andra yang pernah diganggu dan disakitinya, tidak lupa ke rumah ibu guru. Mereka semua senang dan memaafkan kesalahan Andra dan yang penting mulai hari ini Andra berjanji akan menjadi teman terbaik mereka, tidak akan nakal dan akan selalu jujur. Semua bergembira menyambut janji Andra.

            Sejak saat itu mama dan papa Andra sering meluangkan waktu untuk mendampingi Andra belajar dan bermain. Andra juga berubah menjadi teman yang baik dan menyenangkan serta selalu jujur dan menuruti nasehat ibu guru. Perubahan itu menjadikan Andra menjadi siswa terbaik dan berprestasi pada saat tahun ajaran di TK nya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi buku Slilit Sang Kyai

WEBINAR LITERASI PGRI KABUPATEN TULUNGAGUNG

DONGENG : TIDAK BISA HIDUP SENDIRI