Wanita Terkuat Itu adalah Ibu

 

Wanita Terkuat Itu adalah Ibu


Ibu

 

Ibu............

Cintamu hening kau persembahkan

Dalam diam kekuatan berjuang dan pengorbanan

 

Ibu............

Dukamu kau simpan dalam kebisuan

Kau tumpahkan dalam sujud panjang

Dalam sepertiga malam

 

Ibu..............

Hanya senyum dan tawa yang kau perlihatkan

Pada kami yang sering tak mengenal arti mata redupmu

Di suatu ketika

 

Ibu................

Nasehatmu mengalun bak orkestra

Doamu terlantun tak pernah henti

Untuk kami, darah dagingmu sendiri

Yang jarang bisa mengerti

 

Ibu..........

Cintamu, kasihmu

Pengorbanan dan perjuanganmu

Walau Kau lakukan dalam diam dan sunyi

Telah merasuk dalam sudut sanubari

Dan akan menjadi inspirasiku

Dalam menjalani hidup ini

 

Terima kasih ibu....

Semoga semesta mengamini

Kebaikan hari dan keluhuran budimu

Takkan mungkin luput dari catatan Illahi

 

Bagaimana saya harus menggambarkan kekuatan seorang ibu? Seorang perempuan yang mengorbankan hampir seluruh hidupnya untuk anak-anaknya. Yang tanpa mengeluh telah menahan beban di rahimnya selama 9 bulan dan merasakan rasa sakit saat melahirkan dan itu terulang sebanyak 5 kali karena saya 5 bersaudara, bahkan mungkin lebih karena ada beberapa kali ibu mengalami keguguran. Masih segar dalam ingatan saya betapa di suatu malam yang sunyi, saya kecil tiba-tiba bangun di tengah malam dan dikagetkan berkumpulnya banyak orang di rumah saya. Nenek dan beberapa saudara ibu berkumpul di rumahku sambil menangis terisak-isak. Saya kecil yang memiliki rasa ingin tahu mendekat dan kulihat ibuku tertidur lemas dan tidak membuka mata dan dimana-mana ada darah. Saya tergugu tak bisa berkata-kata dan tiba-tiba saya di “gendhong” oleh bapak untuk menjauhi tempat ibu tidur. Saya dikumpulkan di kamar bersama saudara-saudaraku yang saat itu masih tiga jumlahnya. Kami saling berpandangan dan tidak tahu apa yang terjadi, saat itu yang terfikir adalah bahwa ibu kita sakit dan kita dipimpin bapak diminta berdoa bersama demi kesehatan dan keselamatan ibu. Tidak berapa lama ada ambulan datang dan membawa ibu ke rumah sakit, saat itulah tangis kami pecah, bapak menenangkan kami dan setelah kami tenang segera bapak menyusul ke rumah sakit. Semalaman kami hanya menangis dan tidak bisa tidur, titik itulah yang membuatku berfikir ibuku adalah perempuan hebat dan terkuat. Karena setelah sembuh dari sakitnya yang sekarang saya tahu bahwa akibat keguguran anak keempat ibu, ibu beraktivitas seperti biasa tanpa mengeluh menyiapkan makanan kami setiap hari, membersihkan rumah dan juga beraktivitas berdagang apapun yang bisa ibu jual untuk membantu perekonomian keluarga. Lebih kagum lagi setelah kejadian itu ibu tanpa rasa takut dan menyerah memenuhi keinginan bapak untuk memiliki anak keempat dan kelima. Yang mungkin andai saya pernah mengalami apa yang ibu alami, saya akan memilih untuk berhenti memiliki anak lagi seberapapun suamiku menginginkan. Tapi tidak untuk ibuku...wanita kuat dan hebat.

Apakah hanya berhenti disitu cerita tentang kekuatan, keperkasaan, kesabaran, dan ketabahan ibuku? Tidak.... ada banyak hal yang menurutku menjadi inspirasi terbesar dalam hidupku. Kekuatan dan ketabahan ibu untuk mengorbankan kepentingan dirinya dan kesenangannya demi orang tua, suami, anak-anak dan keluarganya. Tahukah bahwa Ibuku adalah seorang perempuan yang memiliki pendidikan lumayan tinggi pada masa itu, hidup di kota metropolis Surabaya masa mudanya untuk ikut “pakdhe” yang kebetulan dinas di Surabaya. Ibuku seorang guru yang mengajar di sekolah elit di Surabaya. Saat melihat foto-foto masa muda ibuku, aku menjadi tersenyum sendiri, rambut keren keriting, memakai baju mini yang modis atau celana cutbray yang keren pada masanya dengan kaca mata hitam besar menggambarkan bahwa ibuku dulu di masa mudanya begitu gaul, keren dan modis. Ibu bercerita bahwa ibu begitu bahagia di masa mudanya, karena memiliki banyak teman, aaah.... ya pasti ibuku memang cantik, ramah dan sangat percaya diri. Suatu ketika ibu bercerita bagaimana awal kenal menikah dengan bapakku karena dijodohkan, bapak adalah kakak kelas ibu waktu di PGA yang ternyata sudah menyimpan rasa suka pada ibu sedemikian lamanya dan akhirnya melamar ibu ke “ mbahkung” tanpa sepengetahuan ibu. Ibu disuruh pulang ke Tulungagung dengan alasan “mbahkung” sakit dan menemui kenyataan ketika pulang langsung dinikahkan dengan bapak yang merupakan mantu idaman “ mbahkung” yang memang sangat menyukai bapak yang berprofesi sebagai Guru Agama. Alih-alih menolak.... ibu menerima dengan ikhlas semuanya karena bakti kepada orang tuanya, rela meninggalkan pekerjaan mapannya di Surabaya dan pacarnya yang seorang angkatan laut. Uuups....itu baru diceritakan ibu padaku setelah bapak meninggal, karena ibu tidak ingin menyakiti hati bapak. Pengorbanan ibu tidak hanya harus meninggalkan kebahagiaan masa mudanya dan kariernya saja yang sedang mekar-mekarnya demi mengabdi pada suaminya. Tapi juga harus berjuang mulai dari nol membangun rumah tangga bersama bapak, memiliki anak-terus menerus yang hanya berjeda 3 tahun, berjuang ikut mengokohkan ekonomi keluarga dengan lima anak dan hanya bapak yang bekerja sebagai Guru PNS yang dulu mendapat julukan “ Umar Bakri” karena memang gajinya tidak sebesar guru sekarang. Mengingat semua itu apa ada yang meragukan kekuatan dan pengorbanan ibu yang luar biasa? Bagi beliau kesenangan pribadi dan karier tidak lebih penting dibandingkan dengan kebahagiaan suami dan keluarga. Pengorbanan yang mungkin akan berat saya ikuti sekarang, namun banyak hal yang sedikit banyak mempengaruhi kehidupan saya, bahwa berjuang dan berkorban adalah bagian terindah dalam hidup dan itu dibuktikan oleh ibuku. Beliau selalu berkata bahwa sangat bahagia telah menjalani takdirnya dengan banyak pengorbanan untuk keluarganya. Senyum tak pernah lepas dari raut mukanya yang menurutku tetap cantik sampai sekarang, selalu saya ingat hari-hari beliau yang sangat disibukkan mengurus anak-anaknya selalu di warnai dengan celoteh ceria dan suara indah beliau yang selalu menyanyikan lagu sambil bekerja. Bahagia seperti tidak ada beban sama sekali. Yaa.... ibu adalah wanita kuat yang menjalani takdirnya yang harus berjuang dan berkorban untuk keluarga dan semua itu dijalaninya dengan selalu penuh suka cita dan senyum, sebagai gambaran betapa tulus dan ikhlas hatinya.

Ibu.... ibu.... ada banyak hal terbaik yang begitu memberi inspirasi hidupku. Cintanya pada suami dan anak-anaknya tidak dapat diukur dengan apapun. Terlebih saat di tahun 2000 bapak dipanggil oleh yang Maha Kuasa, dimana kulihat ibuku begitu rapuh tak berdaya. Namun sesudahnya ibu begitu mengambil peran bapak sebagai kepala keluarga dengan sebaik-baiknya. Saya yang pada saat itu kuliah di semester 5, kakakku dan adikku yang juga kuliah serta dua lainnya yang masih di MAN dan MTsN menjadi saksi hidup bagaimana ibu tidak berputus asa mencarikan biaya pendidikan untuk kami. Beliau begitu kuat intuisinya untuk selalu melindungi anak-anaknya, berdiri tegar untuk terpenuhinya kehidupan anak-anaknya, terus menerus mencintai kami walau sering kami menjadi seorang penentang dalam ketidak tahuan dan ibu selalu tabah menerima caci maki dan hinaan beberapa orang yang mencemooh tekad ibu yang ingin menghantarkan anak-anaknya untuk memperoleh pendidikan tinggi. Duuuh..... jadi sangat sedih saat ingat bagaimana perjuangan ibu saat pengumuman pembayaran SPP kami bertiga yang sedang kuliah. Ibu dengan tegarnya selalu bilang “ Wes to....insyaaAlloh enek rizkinya”, walaupun saya tahu pada saat itu ibu tidak memiliki uang sepeserpun. Pernah aku menjadi saksi ibu pinjam kalung tetangga untuk membiayai kuliah kami, menjualnya di penerima mas pinggir jalan karena kalungnya tidak ada suratnya dan pontang-panting mencarikan kekuarang biayanya dengan banyak cara. Ibuuu..... begitu banyak pengorbananmu, semua terbingkai indah dalam ingatan dan kenanganku. Maka sejak saat itulah saya tidak akan main-main dengan kuliah saya dan berusaha segera menyelesaikannya secepat mungkin dan mempersembahkan nilai dan prestasi terbaik sebagai hadiah untuk ibu yang memperjuangkan kami tiada henti.

Ibu..... engkaulah perempuan terkuat, terhebat, paling tabah dan tak kenal putus asa. Kurangkai cerita ini dengan harap mampu membingkai berjuta pengorbanan yang tak dapat saya tuangkan semua kedalam tulisan, karena terlalu banyak dan kadang terlalu mengharukan bila dituliskan. Ibu...ketahuilah teladanmu menjadi inspirasi terbesar dalam hidupku, bagaimana kau senantiasa berbuat baik pada orang tua dan saudaramu, bagaimana pengabdianmu pada suamimu yaitu bapak kami dan bagaimana engkau persembahkan pengorbanan yang tak terhingga pada kami anak-anakmu. Walau mungkin belum semua saya bisa mengikuti dan melaksanakan, namun ajaranmu benar-benar terpatri dalam hatiku, mengikat erat pemikiran dan perilakuku. Tatapan lembut dan petuahmu senantiasa menuntun langkahku menuju kesana, kearah dimana engkau telah teladankan. Doamu yang tiada henti kau lantunkan di setiap sujud panjangmu di lima waktu dan di tengah malam buta, telah menyertai langkah kakiku begitu mudah melewati kerikil kehidupan. Ibu....mengingat semua pengorbananmu, saya merasa kau layak mendapat berjuta kebahagiaan. Namun apalah anakmu ini ibu, yang hanya mampu senantiasa berkeluh kesah kepadamu, yang lebih sering tidak mau mengerti dan mendengar apa yang engkau sampaikan, yang sering tidak memiliki waktu untuk menjengukmu karena sejuta alasan. Walaupun kerinduanku padamu selalu dan terus menggunung, namun selalu saja ada alasan untuk menolehkanku dari keinginan menjengukmu.

Ibu....... Wanita terkuat inspirasiku. Ijinkan anakmu ini menorehkan rasa cinta terdalam dalam goresan pena ini dan melantunkan doa kepada Alloh menciptaMu dan pencipta kita semua. Semoga engkau senantiasa mendapatkan berkah dan rahmatNya, senantiasa bahagia melingkupi hari-harimu, umur panjang yang berkah tertulis untukmu supaya engkau bisa melihat hasil dari kerja keras, kesabaran dan ketabahanmu dalam mendidikku dan mendidik kami semua.

Ibu....... Wanita terkuat itu adalah dirimu, cinta tulusmu telah terpatri dalam hatiku dan hati kami semua. Walau kami belum mampu membalasnya, ijinkan cinta tulus yang sama kami sampaikan sebagai balasan terbaik dari cinta yang engkau berikan.

 

Ibu

Lagu Iwan Fals

Ribuan kilo jalan kau tempuh

Lewati rintang untuk aku anakmu

Ibuku sayang masih terus berjalan

Walau tapak kaki

Penuh darah penuh nanah

 

Seperti udara

Kasih yang kau berikan

Tak mampu kubalas

Ibu...........

Ibu............

 

Ingin kudekap

Dan menangis dipangkuanmu

Sampai aku tertidur

Bagai masa kecil dulu

 

Lalu doa-doa

Baluri sekujur tubuhku

Dengan apa membalas

Ibu

Ibu

Komentar

  1. Ibu adalah sosok yg tiada habis energinya, tiada mengeluh seberapapun bebannya dan tuada pernah menghitung cucuran keringat mengasuh putra putrinya, trus.... Bagaimana kita selaku anak?
    Sip bund ....

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah.......Bu Diana....qt dipertemukan lagi dalam grub yg sama...😊

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi buku Slilit Sang Kyai

WEBINAR LITERASI PGRI KABUPATEN TULUNGAGUNG

DONGENG : TIDAK BISA HIDUP SENDIRI