Cinta Tak Berujung

 CINTA TAK BERUJUNG

(FILM TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK)


Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck adalah film drama romantis Indonesia tahun 2013 yang diadaptasi dari Novel Buya Hamka. Film tersebut mengisahkan tentang perbedaan latar belakang sosial yang menghalangi hubungan cinta sepasang kekasih bernama Zainuddin dan Hayati, sehingga Hayati dinikahkan dengan pemuda asli Minang yang kaya raya bernama Azis. Patah hati bahkan hampir membuat Zainuddin gila. Namun berkat motivasi sahabat terbaiknya Muluk akhirnya Zainuddin bisa bangkit kembali dan merantau di pulau Jawa dan berhasil menjadi penulis terkenal berkat buku karangannya yang sebenarnya menceritakan tentang real kisah cintanya bersama Hayati.

Lalu bagaimana dengan Hayati sendiri?. Ternyata pernikahannya bersama Azis tidak membuat kemurnian cintanya pada Zainuddin ternodai. Hati dan rasanya telah tertutup untuk mencintai siapapun selain Zainuddin, walaupun oleh suaminya sendiri. Dia menjalani hari-harinya dengan terus merindui kekasih hatinya, terlebih lagi ketika suatu saat dia membaca buku karangan Zainuddin yang diberi oleh sahabatnya.

Takdir menemukan mereka kembali dengan kisah pertemuan yang tragis, karena suami Hayati menitipkan Hayati pada Zainuddin untuk pergi merantau dan bekerja di luar pulau karena bisnisnya telah bangkrut. Namun yang terjadi ternyata Azis bunuh diri dan menjatuhkan talak kepada Hayati. Hayati seperti hidup dalam mimpi, ditinggal suaminya meninggal dan hidup di dekat kekasih yang sangat dirindukannya, namun dalam suasana yang sangat tidak menggembirakan. Suatu ketika Hayati diberitahu oleh Muluk bahwa semangat dan inspirasi tulisan Zainuddin adalah dirinya. Terbukti di kamar Zainuddin terdapat foto dirintya yang bertuliskan “ Mutiara Yang Hilang”. Suatu ketika Hayati memberanikan diri untuk menemui Zainuddin dan menyampaikan perasaan terdalamnya, namun karena Zainuddin masih mendendam yang diterima adalah penolakan bahkan keesokan harinya Zainuddin memutuskan memulangkan Hayati ke tanah Minang dengan mengendarai Kapal Van Der Wijck dari Tanjung Perak Surabaya. Sekali lagi takdir memisahkan mereka dengan perpisahan yang sesungguhnya, karena ternyata kapal Van Der Wijck mengalami kecelakaan dan Hayati meninggal dalam kecelakaan tersebut. 

Melihat film ini rasanya hari diaduk-aduk, apalagi saat Zainuddin membaca surat cinta yang dikirim Hayati sebelum pergi. Ada sebuah kalimat yang mengharukan “ Aku Cinta akan engkau, engkaulah yang terpatri dalam doaku. Cuma satu pengharapan yang penghabisan heningkan hatimu kembali. Sama-sama kita habisi kekecewaan yang sudah-sudah. Maafkan saya, cintai saya kembali” dan setelahnya ternyata cinta tak ditakdirkan untuk bersama. Menyesal... penyesalan takkan bisa mengembalikan cinta pada posisinya semula. Bukti bahwa cinta yang terpatri indah didalam hati sebenarnya takkan pernah ada akhirnya. Walau secara kasat mata cinta bisa terakhiri dengan dua pilihan : bersatu atau berpisah.

Film yang sangat luar biasa kalau melihat sisi pesan moralnya, dimana film ini tidak hanya mengisahkan tentang Hikayat cinta sejati, namun juga tentang Hikayat perjuangan sejati yaitu perjuangan Zainuddin untuk bangkit dari keterpurukan. 

“ Cinta bukan mengajarkan kita untuk menjadi lemah,bukan membawa tangis juga bukan membuat kita putus asa tetapi sebaliknya cinta menguatkan hati dan menghidupkan harapan. Cinta bukan melemahkan semangat, tapi bersemangat”

“ Kejatuhan kita bukan permulaan bagi kesedihan kita. Sebaliknya permulaan bagi kebangkitan kita. Jangan sekali-kali biarkan sedih dan duka mengawal hidup kita”



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi buku Slilit Sang Kyai

WEBINAR LITERASI PGRI KABUPATEN TULUNGAGUNG

DONGENG : TIDAK BISA HIDUP SENDIRI